LAPORAN
PRAKTIKUM
ACARA
IV
UJI
LABORATORIUM PENGGUNAAN SPRAYER
(Kalibrasi
Sprayer)
OLEH
:
ARIFSON
YONDANG
NIREM : 05.1.4.12.0370
MENTERI
PERTANIAN
BADAN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN
SEKOLAH
TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG
JURUSAN
PENYULUHAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA
TAHUN
2015
Sprayer
merupakan suatu alat/mesin yang berfungsi memecah cairan menjadi butiran (droplets)
yang ukurannya tertentu.
Bagian-bagian utama sprayer
yaitu :
1.
Tangki
2.
Pompa
penghasil tekanan
3.
Selang
penyalur cairan ke nozel
4.
Nozel
5.
Pengaduk
(kalau ada)
6.
Perlengkapan
tambahan semisal manometer, dan lain-lain.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi penyemprotan cairan
1.
Faktor
Yang Berasal Dari Alat
a.
Ukuran
nozel: untuk nozel dengan tipe yang sama, makin besar ukurannya akan makin
besar ukuran butir yang disemprotkan.
b.
Tekanan:
untuk nozel yang sama, makin besar tekanan makin kecil butir yang diperoleh.
c.
Bentuk
nozel: bentuk nozel yang berlainan akan menghasilkan pola semprotan yang
berbeda.
2.
Faktor
Yang Berasal Dari Cairan
a.
Viskositas
b.
Densitas
c.
Tegangan
permukaan (adhesivitas)
3.
Faktor
Lingkungan
a.
Tekanan
udara
b.
Kelembaban
nisbi udara
c.
Kecepatan
dan arah angin
d.
Suhu
ruang (udara)
e.
Kerapatan
tanaman, keadaan lahan, dan lain-lain.
Dalam
menggunakan sprayer sebagai alat pengendali hama dan penyakit maupun gulma,
perlu sebelumnya dilakukan pengukuran watak laku teknis alat tersebut. Hal
tersebut dilakukan agar alat bisa berfungsi dengan baik (memenuhi persyaratan
agroteknis) yaitu:
1.
Pemberian
bahan kimia dapat teratur dan seragam baik volume maupun konsentrasinya.
2.
Penyebarannya
dapat seragam per satuan luas.
3.
Penetrasi
ke bagian yang terkena serangan tinggi.
4.
Bahan
kimia dapat tahan lama melekat pada tanaman.
Pada tindakan kaliberasi, akan diukur volume
cairan yang akan disemprotkan per satuan waktu, serta akan dicari lebar kerja
efektif penyemprotan pada ketinggian semprot tertentu. Selain itu dapat pula
diketahui pengaruh tekanan maupun nozel terhadap hasil (pola) penyemprotan.
Kaliberasi dapat dilakukan di laboratorium maupun di lapangan.
Untuk
menghitung jumlah cairan yang diperlukan dipakai rumus:
Dengan:
q
= debit cairan yang lewat 1 nozel (lt/menit)
V
= kecepatan kerja (km/jam)
B
= lebar kerja (m)
N
= dosis penggunaan bahan kimia (lt/Ha)
K
= konsentrasi larutan (%)
Lebar kerja efektif merupakan lebar kerja
penyemprotan optimal yang menghasilkan sebaran melintang volume per satuan luas
yang paling seragam. Lebar kerja penyemprotan adalah jarak antara suatu garis
lintasan penyemprotan dengan garis lintasan berikutnya di sebelahnya. Untuk
memperoleh lebar kerja yang efektif, pengambilan garis lintasan berikutnya
dilakukan sedemikian rupa sehingga terjadi saling tumpang tindih (overlapping)
antara penyemprotan yang terdahulu dengan penyemprotan berikutnya sehingga
ketidakseragaman yang dihasilkan oleh satu pola penyebaran ditutup oleh pola
penyebaran berikutnya.
Cara
mencari lebar kerja efektif:
1.
Dicari
pola penyebaran melintang dari satu lintasan penyemprotan dengan cara mencoba
menyemprotkan sprayer di atas suatu deretan melintang alur-alur penampang dalam
jangka waktu tertentu. Masing-masing
tampang dari setiap alur dikumpulkan dan diukur volumenya (misalnya xi, di mana
i adalah nomor urut alur penampang dari kiri ke kanan atau sebaliknya). Maka
didapatkan pola penyebaran melintang dari harga-harga xi dari i = 1 sampai i =
n, di mana n adalah nomor terakhir alur yang menampung semprotan.
2.
Pola
yang didapat tadi dianalisa untuk mendapatkan lebar efektifnya dengan dua cara
yaitu secara grafik dan secara statistik.
a.
Secara
grafik
1)
Dibuat
grafik yang menggambarkan pola penyebaran (absis adalah i, ordinat adalah xi).
2)
Dicoba
suatu lebar kerja tertentu yaitu digambar lagi pola-pola tadi di sebelahnya
setelah digeser selebar lebar kerja percobaan tadi.
3)
n
alur gabungan (overlapping) dari penyemprotan dengan lebar kerja yang dicoba
tadi diperoleh dari menjumlahkan harga x yang ada pada setiap titik, dan
hasilnya digambarkan.
4)
keseragaman
atau kemerataannya dilihat dari gambar hasil penjumlahan di atas.
5)
Dicoba-coba
lagi untuk lebar kerja yang lain sehingga didapatkan gambar grafik yang dilihat
/ diperkirakan paling seragam.
6)
Setelah
diperoleh maka lebar kerja yang menghasilkan grafik yang paling seragam tadi
adalah lebar kerja efektifnya.
b.
Secara
statistic
1.
Caranya
seperti pada cara grafik tadi yaitu dicoba pada berbagai lebar kerja dan pola
gambarnya diperoleh dari penjumlahan tumpang tindihnya. Hanya bedanya pemilihan
lebar kerja yang efektif tidak hanya didasarkan p[ada perkiraan gambar, tetapi
didasarkan pada hasil perhitungan suatu besaran kuantitatif yang dinamakan
koefisien variansi (Cv), yang didapat dari rumus;
Dengan:
harga rata-rata = x / n
x = harga tampang setelah dijumlahkan terhadap tampang
lintasan sebelahnya (setelah ditumpangtindihkan) pada titik yang sama.
n
= banyaknya tampang yang diambil pada selebar lebar kerja.
Standar deviasi =
|
(x – x)2
|
n-1
|
2.
Harga
Cv tadi dibanding-bandingkan untuk berbagai percobaan lebar kerja dengan
membuat daftar lebar kerja dan Cv.
3.
Lebar
kerja efektif dipilih dari lebar kerja dengan Cv yang minimum (paling merata).
Lebar kerja = n x b
Dengan
b
= lebar 1 alur.
1.
Waktu
dan Tempat
Praktikum alat dan mesin pertanian ini dilaksanakan di
Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian STPP yogyakarta pada tanggal 14
November 2014.
2.
Alat
dan Bahan Praktikum
a.
Alat
1)
Sprayer
2)
Gelas
ukur
3)
Papan
penampung air
4)
Termometer
bola basah dan bola kering
5)
Stopwatch
6)
Botol
penampung cairan
7)
Hygrometer
8)
Ember
b.
Bahan
1)
Kertas
2)
Lahan
percobaan
3.
Cara
Kerja
a.
Siapkan
peralatan pengujian yang diperlukan.
b.
Rangkaikan
dengan baik segala peralatan dari sprayer yang akan diuji.
c.
Tempatkan
botol-botol penampung cairan tepat di bawah ujung-ujung alur dari papan
beralur, sehingga seluruh cairan yang nantinya disemprotkan sprayer dapat
tertampung dengan baik sesuai dengan pola penyebarannya.
d.
Pompalah
sprayer sampai tekanan 7 kg/cm2.
e.
Pasang
dan tempatkan nozel pada ketinggian 40 – 50 cm di atas papan penampung beralur
(talang plastik bergelombang).
f.
Catat
suhu dan kelembaban udara saat tersebut.
g.
Bukalah
kran pengeluaran sprayer, agar cairan sprayer dapat memancar keluar.
h.
Setelah
tekanan pada tangki mencapai 6 kg/cm2, kran segera ditutup, dan catatlah waktu
yang diperlukan.
i.
Cairan
yang tertampung pada botol- botol penampung diukur dengan gelas ukur, dilakukan
sesuai dengan nomor urut botol.
j.
Ulangi
langkah 6 – 9 untuk tekanan 6 kg/cm2 hingga 5 kg/cm2, dan tekanan 5 kg/cm2
hingga 4 kg/cm2.
k.
Catat
suhu dan kelembaban udara setelah penyemprotan.
l.
Ulangi
langkah-langkah di atas sebanyak 3 kali.
Data Pengamatan
TABEL PENGAMATAN DEBIT DAN SEBARAN SEMPROTAN
DENGAN MENGGUNAKAN AIR
Waktu (menit)
|
Plot Pengamatan
|
Jumlah
|
|||||||||||||||||||
10
|
9
|
8
|
7
|
6
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
||
2
|
1
|
2
|
10
|
20
|
23
|
26
|
42
|
41
|
47
|
42
|
45
|
43
|
40
|
44
|
38
|
20
|
10
|
5
|
8
|
2
|
|
4
|
0
|
0
|
0
|
2
|
10
|
18
|
21
|
26
|
44
|
60
|
79
|
89
|
97
|
99
|
94
|
79
|
69
|
54
|
42
|
30
|
|
6
|
40
|
48
|
60
|
63
|
66
|
67
|
80
|
82
|
83
|
84
|
85
|
84
|
81
|
68
|
78
|
71
|
69
|
60
|
50
|
40
|
Keterangan :
1.
Media
yang digunakan adalah air 2. Ketinggian Noszel dengan permukaan 100 cm
3. Waktu yang digunakan 2 menit, 4 menit dan 6 menit
TABEL PENGAMATAN DEBIT DAN SEBARAN
SEMPROTAN DENGAN MENGGUNAKAN INSEKTISIDA (BENTUK TEPUNG)
Waktu (menit)
|
Plot Pengamatan
|
|||||||||||||||||||
10
|
9
|
8
|
7
|
6
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
|
2
|
0
|
5
|
8
|
20
|
49
|
50
|
79
|
98
|
139
|
180
|
147
|
146
|
142
|
105
|
69
|
49
|
30
|
24
|
6
|
10
|
4
|
16
|
26
|
38
|
48
|
66
|
80
|
100
|
122
|
152
|
184
|
220
|
200
|
184
|
160
|
126
|
74
|
58
|
38
|
22
|
10
|
6
|
40
|
58
|
70
|
90
|
110
|
134
|
132
|
198
|
202
|
199
|
162
|
121
|
81
|
50
|
30
|
18
|
10
|
2
|
2
|
1
|
Keterangan :
1.
Media
yang digunakan adalah insektisida tapi digantikan tepung biasa 2. Ketinggian Nozel dengan permukaan 100 cm
3. Waktu yang digunakan 2 menit, 4 menit dan 6 menit
D. Pembahasan
2. Ketinggian Nozel dengan permukaan 100 cm
3. Waktu yang digunakan 2 menit, 4 menit dan 6 menit
3. Waktu yang digunakan 2 menit, 4 menit dan 6 menit
Dalam praktek ini kita bisa
mengamati dan mengetahui kapasitas kerja
TABEL PENGAMATAN DEBIT DAN SEBARAN
SEMPROTAN DENGAN MENGGUNAKAN AIR
Waktu (menit)
|
Plot Pengamatan
|
Jumlah
|
|||||||||||||||||||
10
|
9
|
8
|
7
|
6
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
||
2
|
1
|
2
|
10
|
20
|
23
|
26
|
42
|
41
|
47
|
42
|
45
|
43
|
40
|
44
|
38
|
20
|
10
|
5
|
8
|
2
|
|
4
|
0
|
0
|
0
|
2
|
10
|
18
|
21
|
26
|
44
|
60
|
79
|
89
|
97
|
99
|
94
|
79
|
69
|
54
|
42
|
30
|
|
6
|
40
|
48
|
60
|
63
|
66
|
67
|
80
|
82
|
83
|
84
|
85
|
84
|
81
|
68
|
78
|
71
|
69
|
60
|
50
|
40
|
Keterangan :
1.
Media
yang digunakan adalah air 2. Ketinggian Nozel dengan permukaan 100 cm
3. Waktu yang digunakan 2 menit, 4 menit dan 6 menit
Debet dan Sebaran
Menggunakan Air
|
|||||||||||||||||||||
CC
|
|||||||||||||||||||||
120
|
|||||||||||||||||||||
110
|
|||||||||||||||||||||
100
|
|||||||||||||||||||||
90
|
|||||||||||||||||||||
80
|
|||||||||||||||||||||
70
|
|||||||||||||||||||||
60
|
|||||||||||||||||||||
50
|
|||||||||||||||||||||
40
|
|||||||||||||||||||||
30
|
|||||||||||||||||||||
20
|
|||||||||||||||||||||
10
|
|||||||||||||||||||||
10
|
9
|
8
|
7
|
6
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
Alur
|
|
2
|
menit
|
||||||||||||||||||||
4
|
menit
|
||||||||||||||||||||
6
|
menit
|
TABEL PENGAMATAN DEBIT DAN SEBARAN
SEMPROTAN DENGAN MENGGUNAKAN INSEKTISIDA (BENTUK TEPUNG)
Waktu (menit)
|
Plot Pengamatan
|
|||||||||||||||||||
10
|
9
|
8
|
7
|
6
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
|
2
|
0
|
5
|
8
|
20
|
49
|
50
|
79
|
98
|
139
|
180
|
147
|
146
|
142
|
105
|
69
|
49
|
30
|
24
|
6
|
10
|
4
|
16
|
26
|
38
|
48
|
66
|
80
|
100
|
122
|
152
|
184
|
220
|
200
|
184
|
160
|
126
|
74
|
58
|
38
|
22
|
10
|
6
|
40
|
58
|
70
|
90
|
110
|
134
|
132
|
198
|
202
|
199
|
162
|
121
|
81
|
50
|
30
|
18
|
10
|
2
|
2
|
1
|
Keterangan :
1.
Media
yang digunakan adalah insektisida tapi digantikan tepung biasa 2.
Ketinggian
Nozel dengan permukaan 100 cm3. Waktu yang digunakan 2 menit, 4 menit dan 6 menit
Daftar
Pustaka
Rizali, T. 2006. Mesin Peralatan. Departemen
Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Unipersitas Sumatra Utara
Umar. Sudirman. 2013. Pengelolaan Dan
Pengembangan Alsintan
Untuk Mendukung Usaha
Tani Padi Di Lahan Pasang Surut.
Jurnal Teknologi
Pertanian Universita Mulawarman
Samarinda Vol 8 No 2
(37-48)
mekanisasi-pertanian-full-29555348,
diakses tanggal 27 oktober
2014 jam 16.00 WIB
http://www.scribd.com/29555348,
diakses tanggal 8 januari 2015 jam
19.00 WIB
http://www.scribd.com/mobile/.../76403...,
diakses tanggal 8 januari
2015 jam 19.00 WIB
http://nanoyuliadii.blogsot.com/laoran
praktikum pengukuran,
diakses tanggal 8
januari 2015 jam 19.00 WIB
http://id.scribd.com/mobile/../13553833,
diakses tanggal 8 Januari
2015 jam 19.00 WIB
http://notesilmu.blogsot.com/laoran
praktikum, diakses tanggal 8
Januari 2015 jam
19.00 WIB
penepungan jagung, diakses
tanggal 8 Januari 2015 jam 19.00
WIB
Harrah's Casino Hotel Reno - Mapyro
BalasHapusGet directions, reviews and information for Harrah's Casino Hotel Reno in Reno, NV. 안성 출장마사지 1xbet 먹튀 1 계룡 출장마사지 Harrah's Rincon Way, Reno, NV 양산 출장샵 89101. 수원 출장안마