Kamis, 22 Januari 2015

Alat Dan Mesin Pertanian Pasca Panen (Sifat Phisik Hasil Pertanian)



LAPORAN PRAKTIKUM
ACARA V

ALAT DAN MESIN PERTANIAN PASCA PANEN

(Sifat Phisik Hasil Pertanian)


OLEH :
ARIFSON YONDANG
NIREM : 05.1.4.12.0370

MENTERI PERTANIAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA
TAHUN 2015
I.       PENDAHULUAN
Meningkatnya  kepentingan  hasil pertanian  di dalam  era dewasa ini  bersama dengan kemajuan teknologi  dan kerumitannya  bagi produksi, pengolahan dan penyimpanan membutuhkan  pengetahuan  akan sifat-sifat  teknis  produk-produk pertanian ini. Karenanya, menjadi suatu keperluan yang nyata  untuk memahami  prinsip-prinsip phisikawi  yang mengarah pada respon  hasil-hasil pertanian ini  sehingga  proses, penanganan  dan operasi  mesin dapat dirancang  untuk pencapaian produk akhir dengan efisiensi dan mutu  makimal.    
Kepentingan  bahan-bahan pangan  cenderung meningkat seiring  dengan kerumitan  teknologi  baru bagi  penanganan,  produksi, pengolahan , penyimpanan dan pengawetan.  Evakluasi terhadap kualitas , distribusi  dan  pemasaran dan penggunaan produk-produk ini tergantung  atas  pengetahuan sifat –sifat teknis  bahan-bahan ini.  Operasi penanganan dapat dirancang untuk menghasilkan efisiensi  optimum dan  mutu pangan atau produk akhir  maksimum. Seperti contohnya , peneratan  sifat phisikawi seperti bentuk yang merupakan  parameter penting  bagi  sebaran tegangan di dalam bahan yang dikenai pembebanan adalah penting di dalam mengembangkan  mesin-mesin pemishan ukuran dan grading serta  untuk  prediksi  analitik  perilaku pengeringannya. Kerapatan, ukuran dan koefisien  hambat penting  di dalam memperhitungkan kecepatan terminal suatu benda  di dalam fluida (Esref and Hallil, 2007)
Merupakan suatu kepentingan untuk memiliki estimasi  akurat  tentang  bentuk, ukuran, volum, kerapatan , luas permukaan dan  sifat –sifat phisikawi  dan mekanis lainnya  yang dapat dipergunakan sebagai parameter rekayasa bagi produk baik ditinjau secara individual maupun dalam bentuk curah.


II.       TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum  ini adalah menentukan beberapa sifat  phisikawi tertentu  dari beberapa macam produk hasil pertanian  seperti  bentuk, ukuran, volum, kerapatan, kebulatan, berat , luas permukaan yang diperlukan untuk dasar perancangan mesin dan peralatan kegiatan produksi dari  penanganan, pengolahan, penyimpanan sampai dengan  konsumsi.

III.    LANDASAN TEORI
1) Bentuk Acuan (charted standard)
Di dalam metode ini, permukaan dari potongan melintang dan memanjang sampel atau bahan diukur dan kemudian dibandingkan dengan benruk-bentuk yang sudah ada pada bentuk acuan (chart standard) seperti pada Tabel 1 berikut :
Tabel 1. Istilah dan deskripsi objek dari bentuk acuan
NO
BENTUK
DISKRIPSI
1
Bundar (round)
Menyerupai bentuk bulatan (spheroid)
2
Oblate
Datar pada bagian pangkal dan pucuknya
3
Oblong
Diameter vertikal > diameter horizontal
4
Conic
Meruncing kearah bagian puncak
5
Ovate(bulat telur)
Bentuk seperti telur dan melebar pada bagian pangkal
6
Lopsided
Sumbu yang menghubungkan pangkal dan puncak tidak tegak lurus melainkan miring
7
Obovate
Bulat telur terbalik
8
Elliptical
Menyerupai bentuk (bulat panjang)
9
Truncate
Kedua ujungnya mendatar / persegi


(kerucut terpotong)
10
Unequal
Setengah bagian > dari yang lain (tidak seimbang)
11
Ribbed
Sisi-sisi pada potongan melintang menyerupai sudut-sudut
12
Regular (teratur)
Bagian horisontalnya menyerupai lingkaran
13
Irregular
Potongan horisontalnya tidak berbentuk lingkaran
        Sumber : (Mohsenin, 1980)
  Acuan untuk penentuan bentuk produk pertanian  seperti pada gambar berikut :



Gambar  1. Bentuk produk pertanian

2)  Penentuan Dimensi Dasar
a.    Ukuran ( Size) dan Kebulatan (Sphericity)
            Dimensi dasar butiran ( panjang, lebar dan  ketebalan)  diukur  dengan menggunakan vernier calliper ( jangka sorong) dengan akurasi tinggi. Dengan  cara sama, methoda dilaporkan oleh Mohsenin 1980; Singh et.al, 1996; Vilche et al 2003; Karababa, 2006; Bande  et al 2012a) di dalam mengukur  ukuran aneka benih  dan bentuk. Kalkulasi diameter rata-rata  benih padi  MR219  dilakukan dengan  cara  aritmatika dan geometri dari ketiga  dimensi dasar benih ( panjang, lebar dan ketebalan). Nilai-nilai ini  dihitung  dengan menggunakan kaitan dalam peramaan 1) dan 2) yang dikemukakan  oleh  Mohsenin 1980;  Kiani Deh Kiani et al., 2008; Shkelqim et. al ,2010  dimana  Da adalah diameter rerata  aritmatika (mm), Dg adalah  diameter  rata-rata geometri (mm), L panjang (mm), W menunjukkan Lebar (mm)  dan  T adalah ketebalan (mm).yang dirumuskan sebagai berikut :

Kebulatan didefinisikan sebagai rasio luas permukaan bola  yang memiliki volum yang sama  dengan  volum butiran (benih). Demikian juga , dipandang sebagai derajat keeratan butiran benih dengan bola. Selanjutnya  selama pengolahan, karenanya  merupakan suatu fungsi dari dimensi dasar ( panjang, lebar dan ketebalan)  dan dapat dihitung  dengan menggunakan formula 8) ( Mohsenin 1980; Erica et al.,2006; Garnayak et al., 2008; Davies and Zibokere, 2011).  Lebih lanjut, juga dijabarkan rolling ability (kemampuan gelinding) butiran selama pengolahan karena itu merupakan fungsi  dimensi dasar (panjang, lebar dan ketebalan)  dan dapat dihitung dengan menggunakan formula  dalam persamaan  3) ( Mohsenin 1980; Erica et al.,2006; Garnayak et al., 2008; Davies and Zibokere, 2011).


dimana  L adalah panjang, W lebar butiran dan T ketebalan butiran,

b) Luas Permukaan
                 Luas permukaan  erupakan  sifat butiran  penting. Luas permukaan membantu perancang di dalam memperkirakan  hopper  (sorong pemasukan ke alat/mesin) , ruang  pengolahan dan  corong pengeluaran. Luas permukaan didapatkan dengan analogi sebuah bola dengan diameter rata-rata geometris dengan menggunakan  pernyataan di dalam persamaan 9) yang disadur oleh McCabe et al., 1986; Amien et al., 2004; Jouki and Khazai, 2012)  sebagai berikut :

 dimana    S (mm2) menyatakan luas permukaan  dan Dg diameter  rata-rata geometris (mm). 
     

Untuk sementara produk yang berukuran  cukup besar dengan luas permukaan dapat didekati dengan  cara pengupasan kulit luar  produk dengan kupasan yang teratur  dan rapi karena kupasan kulit ini kemudian akan ditentukan berapa luasnya dengan meletakkannya di atas kertas graphik dan kemudian dihitung berapa luas kertas garphik yang tertutup kupasan kulit ini.  Cara lain  dengan  menggunakan planimeter yang dapat menentukan berapa luas  area  yang dibatasi oleh  bagian tepi kupasan kulit tadi.

c) Kerapatan Curah/Kamba ( Bulk Density):
              Kerapatan  curah benih pada  kadar lengasyang  berbeda-beda  ditentukan dengan  mengisikan kedalam kontainer  yang diketahui  berat dan volume  benih tadi  pada aras permukaan tepat pada sa’at akan tumpah dan penimbangan dilakukan  untuk mengetahui dan menentukan  berat bersih  biji tersebut. Keseragaman kerapatan dicapai  dengan pemadatan  kontainer  untuk  semua pengukuran.
Kerapatan curah  dihitung dengan  rumus :



Catatan :  Dalam satuan  SI, kerapatan curah dalam satuan  ( kg/m3)

 d) Kerapatan Nyata/Tegar  ( True Density, Solid Density )
              Kerapatan nyata atau tegar  yang  didefinisikan sebagai rasio suatu massa sampel tertentu dengan  volumenya, ditentukan dengan  metoda  pemindahan air.  Suatu berat sampel yang diketahui dituang ke dalam  gelas  atau silinder ukur yang telah terisi  air. Volum air yang terpindah  oleh sampel  diamati dan dicatat. Kerapatan nyata  dihitung  dengan  rumus :



Penentuan kerapatan ini dilakukan dengan  paling sedikit  3 (tiga) kali ulangan .

e) Porositas
Porositas  bahan pertanian yang bersifat tak terkonsolidasi dapat ditentukan baik secara percobaan  dengan menggunakan metoda tangki porositas atau  secara teoritis  dari  kerapatan  curah dan kerapatan tegar bahan tersebut. Hasil dari kedua metoda tersebut didapatkan mendekati sama ( Waziri and Mittal, 1983). Porositas  butiran ditentukan dengan menggunakan kaitan yang disajikan oleh Mohsenin (1986) sebagai berikut :
Porositas  = ( 1 – (Kerapatan Curah/ Kerapatan Tegar))/100                             ..........7)


f)  Berat Ribuan Butir
            Untuk butiran kecil, 1000 butir  ditimbang dan sebuah parameter yang dikenal sebagai berat ribuan butir (thousand-kernel weight –TKW) ditentukan.  Penimbangan dilakukan dengan timbangan dengan kepekaan tinggi atau yang mempunyai kepekaan 0,10 gram.

g) Volume Padatan
            Volume merupakan  hal penting  di dalam produksi dan pengolahan bahan-bahan hasil pertanian . Volume  bersama dengan sifat phisika lainnya  berperan penting  untuk menghitung  kahilangan air, perpindahan kalor, jumlah aplikasi  pestisida,laju respirasi  dll.  Di dalam penanganan bahan hasil pertanian, volume  bermanfa’at  bagi  sortasi  ukuran, mutu grading  dan konsentrasi mikrobial, dengan demikian  pengamatan terhadap  pengukuran volume merupakan tugas yang penting.
Pengukuran  volume  benda dengan bentuk tidak beraturan  kadang kala  sukar  dan rumit. Cara termudah  untuk menentukan volume  benda padat bentuk tidak beraturan adalah dengan menggunakan  metoda perpindahan air.Metoda ini dikenal untuk kesederhanaan dan  akurasinya. Pada sa’at melaksanakan  metoda ini , pertama  diukur  volume awal cairan. Kemudian  dicatat volume akhir cairan setelah benda dimasukkan. Selisih volume  akhir dan awal merupakan  volume benda tak beraturan tersebut.
Sedangkan untuk benda-benda padatan bentuk beraturan ( prismatik, ellipsoida, trapezoidal, silindris,  kerucut, bola ) dapat dihitung dengan rumus  yang telah tersedia bagi benda beraturan tersebut.
Untuk mencapai model yang dapat memprediksi volume benda atau obyek, dua buah nilai dihitung. Buah apel misalnya  dapat diasumsi  berbentuk geometris reguler  yi. oblate spheroid  dan elipsoida dan volumenya  masing-masing  Vosp dan Velip diperhitungkan  dengan rumus  : 
                                                                                                             

IV.       BAHAN DAN METODA PRAKTIKUM
A.   BAHAN DAN ALAT PERALATAN
Bahan dan Obyek Praktikum:
1.       Butiran                     : jagung pipil, kacang hijau
2.       Buah                         : Apel (ukuran besar, menengah, kecil
3.       Umbi-umbin  : Kentang ( ukuran  besar, menengah, kecil)
4.       Sayuran                     : Mentimun (( ukuran  besar, menengah, kecil)
5.       Tepung
  
Alat dan Peralatan :
1.       Gelas ukur  (1000, 200 , 100 ml)
2.       Gayung atau literan  beberapa ukuran
3.       Pipet volume
4.       Timbangan  ( 0,01 gram)
5.       Jangka sorong
6.       Counter
7.       Kertas graphik ( kertas milimeter)
8.       Pisau kupas
9.       Wadah produk dan sisa perlakuan (Waskom)

B.   METODA PRAKTIKUM
1.    Penentuan Ukuran dan Kebulatan
Penentuan dilakukan dengan mengukur L, W, T dari bahan secara  individu untuk menentukan parameter  pada rumus  no. 1) , 2) dan 3).  Ulangan dilakukan  3 kali
a.       Jagung
b.       Apel ( tiga ukuran)
c.        Kentang ( tiga ukuran)

2.    Penentuan Kerapatan Curah, Kerapatan Tegar dan Porositas
a.       Kerapatan curah Kacang Hijau dan Tepung
Pengamatan kerapatan curah dilakukan dengan  menimbang  gayung dengan volume tertentu, kemudian penimbangan dilakukan lagi untuk gayung pada waktu terisi penuh bahan sampai rata permukaan. Selisih nilai penimbangan adalah massa bahan. Kerapatan curah adalah  massa bahan dibagi volume curah bahan.

b.       Kerapatan Nyata/ Tegar Kacang hijau, Apel dan Kentang
1.       Kacang hijau
1.Ukurlah diameter kacang hijau (asumsikan  berbentuk bola).
2.Lakukan 3 kali ulangan sehingga diperoleh rata-rata diameter kacang hijau.
3.Ambil 1000 butir  dan timbanglah dan catat massanya (gram)
4.Hitunglah kerapatan tegar  dengan  membagi massa 1000 butir tersebut dengan volume 1000 butir

2.      Apel dan Kentang
a) Metoda penentuan volume berdasar  dimensi geometri
1.Asumsikan bentuk apel dan kentang  dan ukurlah LWT atau dimensi  
   lainnya untuk ukuran besar,  menengah dan kecil.
2.Hitunglah volume nya sesuai dengan bentuk dan rumus yang sesuai
3.Kemudian dilakukan penimbangan untuk masing-masing bahan  dan catatlah nilainya yaitu massa bahan
-Kerapatan tegar dihitung dengan membagi  massa per volume bahan
 
                       b) Metoda  pemindahan air  untuk penentuan volume bahan
1.Timbanglah sebuah bahan (untuk ketiga ukuran) dan catat massanya
2. Isikan air ke dalam gelas ukur besar (untuk pemasukan bahan apel,  kentang)  dengan volume tertentu. Catat volume air awal
3.Masukkan apel, kentang ke dalam  gelas ukur yang terisi air tersebut,
   dengan cara  tertentu tenggelamkan bahan apel dan kentang  sampai
   dibawah permukaan
                            4. Catat volume akhir  air dalam gelas ukur yang terisi bahan
5. Kerapatan tegar dihitung dengan membagi massa dan volume bahan

a.       Porositas  Kacang  hijau
-Dengan rumus no 7) hitunglah  porositas kacang hijau.


3.  Volume , Luas Permukaan dan Surface Volume Ratio
a.       Volume dan luas permukaan mentimun 
1.Asumsikan mentimun  berbentuk elipsoida
2.Ukurlah dimensi L, W , T
3.Hitunglah Volume dengan rumus no 9)
4.Kupaslah rapi kulit mentimun dan letakkanlah diatas kertas milimeter secara teratur dan saling bersambungan  dan hitunglah luas  kertas tertutp oleh kulit mentimun
5.Luas permukaan adalah luas  terhitung kertas milimeter yang tertutup oleh kulit kupasan tadi
 6.Lakukan untuk ketiga ukuran mentimun

b.       Volume dan luas permukaan  apel
-Lakukan seperti terhadap mentimun, kecuali asumsi bentuk apel adalah oblate spheroid



V.       HASIL
 Formulir Isian Praktikum Sifat Phisik Hasil Pertanian
1. Penentuan Ukuran dan Kebulatan
a.   Bahan         : Jagung pipil
Bentuk         : Trunkat
Varietas       :  ..........
Tabel 1. Pengamatan jagung pipil
No.Ulangan
L
(mm)
W
(mm)
T
(mm)
De
(mm)
Dg
(mm)
Ψ
1
13
13
4,8
13
+13+4,8/3 = 10,267
(13x13x4,8)1/3=9,12

2
15
15
4,3
15+15+4,3/3=11,43
(15x15x4,3)1/3= 9,67

3
15
8,3
4,6
15+8,3+4,6/3=9,3
(15x8,3x4,6)1/3=8,13

TOTAL
43
36,3
13,7
30,997
26,92

RERATA
43/3=14,3
36,3/3=12,1
13,7/3=4,56
30,997/3=10,33
26,92/3=8,97

 

b.  Bahan                      : Apel
     Bentuk                     : Bulat
     Varietas                   : .....................
Tabel 2. Pengamatan buah apel
  ukuran
Parameter
Besar
   
Menengah
   
Kecil
  
L (mm)
72,8
63,6
51
W(mm)
58,6
55,6
46,5
T(mm)
58,6
55,6
46,5
De(mm)
72,8+58,6+58,6/3= 63,33
63,6+55,6+55,6/3=58,27
51+46,5+46,5/3= 48
Dg(mm)
(72,8x58,6x58,6)1/3= 60,44
(63,6x55,6x55,6)1/3= 55,83
(51x46,5x46,5)1/3= 46,13
 
c.   Bahan                     : Kentang
     Bentuk                     : Bulat
     Varietas                   : .....................
Tabel 3. Pengamatan kentang
  ukuran
Parameter
Besar
Menengah

Kecil
  
L (mm)
74,5
49,3
33,7
W(mm)
65
59,8
36,6
T(mm)
11
63,5
41,6
De(mm)
74,5+65+11/3= 50,17
49,3+59,8+63,5/3= 57,53
33,7+36,6+41,6= 37,3
Dg(mm)
(74,5x65x11)1/3= 36,29
(49,3x59,8x63,5)1/3= 54,94
(33,7x36,6x41,6)1/3= 35,84
Ψ
36,29/74,5= 0,49
54,94/49,3=1,11
35,84/33,7= 1,064

2. Penentuan Kerapatan Curah, Kerapatan Tegar dan Porositas
a.       Kerapatan curah Kacang Hijau dan Tepung
     1. Kacang hijau
Tabel 4. Pengamatan kacang hijau
No.
V Gayung=
V bahan (cc)
M-gayung
(gram)
M -gayung
+Bahan (gram)
Massa
Bahan(gram)
r - kerapatan
Curah (gram/cc)
1
1000
200
980
780
780 gr/1000 cc= 0,78gr/cm3

2. Tepung
Tabel 5. Pengamatan massa kacang hijau
No.
V Gayung=
V bahan (cc)
M-gayung
(gram)
M -gayung
+Bahan (gram)
Massa
Bahan(gram)
r - kerapatan
Curah (gram/cc)
1
1000
200
700
500
500 gr/1000 cc= 0,5gr/cm3

b. 1. Kacang hijau
Tabel 6. Pengamatan kacang hijau
No.
Diameter (mm)
per butir
Volume (cm3) per
butir
Massa (gram)per
1000 butir
Kerapatan tegar
(gram/cm3)

Kacang hijau




Jagung



















   2. Metoda penentuan volume berdasar  dimensi geometri
a. Apel
                  Bentuk                       : Bulat
                 Ukuran                      : Besar
Tabel 7. Pengamatan buah apel
No.Ulangan
L
(mm)
W
(mm)
T
(mm)
Volume
(cm3)
Massa
(gram)
r-tegar
(gram/cm3)
1
72,8
56,8
56,8
234,8703
160
0,681227

  Apel
                  Bentuk                       : Bulat
                 Ukuran                      : Menengah
Tabel 8. Pengamatan volume apel
No.Ulangan
L
(mm)
W
(mm)
T
(mm)
Volume
(cm3)
Massa
(gram)
r-tegar
(gram/cm3)
1
63,6
55,6
55,6
196,6105
100
0,50862

   Apel
                  Bentuk                       : Bulat
                 Ukuran                      : Kecil
Tabel 9. Pengamatan massa apel
No.Ulangan
L
(mm)
W
(mm)
T
(mm)
Volume
(cm3)
Massa
(gram)
r-tegar
(gram/cm3)
1
51
46,5
46,5
110,2748
50
0,435413
 
           b.  Kentang
                Bentuk                        : Bulat
                Ukuran                        : Besar 
Tabel 10. Pengamatan kentang
No.Ulangan
L
(mm)
W
(mm)
T
(mm)
Volume
(cm3)
Massa
(gram)
r-tegar
(gram/cm3)
1
74,5
65
11
240
196
196/240= 0,82 gr/cm3

                Kentang
                Bentuk                        : Bulat
                Ukuran                        : Menengah       
Tabel 11. Pengamatan volume kentang
No.Ulangan
L
(mm)
W
(mm)
T
(mm)
Volume
(cm3)
Massa
(gram)
r-tegar
(gram/cm3)
1
63,5
59,8
49,3
120
93
93/120= 0,78 gr/cm3
 

                Kentang
                Bentuk                        : Bulat
                Ukuran                        : Kecil  
Tabel 12. Pengamatan massa kentang
No.Ulangan
L
(mm)
W
(mm)
T
(mm)
Volume
(cm3)
Massa
(gram)
r-tegar
(gram/cm3)
1
4,16
3,66
3,37
29
37
37/29= 1,28 gr/cm3

3. Metoda  pemindahan air  untuk penentuan volume bahan
Bahan                 : Apel
Ukuran               : Besar
Tabel 13.
No.
Vair (cm3)
(a)
V air+bahan(cm3)
(b)
V bahan (cm3)
(c)=(b-a)
M bahan (gram)
(d)
r-tegar (gram/cm3)
(d)/(c)

1000
1190
190
109
109/190= 0,57 gr/cm3

Bahan                 : Apel
Ukuran               : Menengah
Tabel 14
No.
Vair (cm3)
(a)
V air+bahan(cm3)
(b)
V bahan (cm3)
(c)=(b-a)
M bahan (gram)
(d)
r-tegar (gram/cm3)
(d)/(c)

1000
1110
110
58
58/110= 0,53 gr/cm3


Bahan                 : Apel
Ukuran               : Kecil
Tabel 15
No.
Vair (cm3)
(a)
V air+bahan(cm3)
(b)
V bahan (cm3)
(c)=(b-a)
M bahan (gram)
(d)
r-tegar (gram/cm3)
(d)/(c)

1000
1068
68
50
50/68=0,74 gr/cm3

Bahan                 : Kentang
Ukuran               : Besar
Tabel 16
No.
Vair (cm3)
(a)
V air+bahan(cm3)
(b)
V bahan (cm3)
(c)=(b-a)
M bahan (gram)
(d)
r-tegar (gram/cm3)
(d)/(c)

1000
1240
240
196
0,82

Bahan                 : Kentang
Ukuran               : Menengah
Tabel 17
No.
Vair (cm3)
(a)
V air+bahan(cm3)
(b)
V bahan (cm3)
(c)=(b-a)
M bahan (gram)
(d)
r-tegar (gram/cm3)
(d)/(c)

1000
1120
120
93
0,78

Bahan                 : Apel
Ukuran               : Kecil
Tabel 18
No.
Vair (cm3)
(a)
V air+bahan(cm3)
(b)
V bahan (cm3)
(c)=(b-a)
M bahan (gram)
(d)
r-tegar (gram/cm3)
(d)/(c)

1000
1029
29
37
1,28
 

   c) Porositas  Kacang hijau :

3. Volume,  Luas Permukaan dan Surface Volume Ratio
  1. Bahan               : Mentimun
Bentuk              : Elipsoida
Ukuran             : Besar
Tabel 19
No.Ulangan
L
(mm)
W
(mm)
T
(mm)
V ht
(cm3)
As
(cm2)
As/ V ht
(1/cm)
1
215
54,6
54,6
640,9494
337,55
0,526641

Bahan               : Mentimun
Bentuk              : Elipsoida
Ukuran             : Menengah
Tabel 20
No.Ulangan
L
(mm)
W
(mm)
T
(mm)
V ht
(cm3)
As
(cm2)
As/ V ht
(1/cm)
1
165
47,1
47,1
366,0377
232,66
0,636618

Bahan               : Mentimun
Bentuk              : Elipsoida
Ukuran             : Kecil
Tabel 21
No.Ulangan
L
(mm)
W
(mm)
T
(mm)
V ht
(cm3)
As
(cm2)
As/ V ht
(1/cm)
1
46,6
34,1
34,1
54,18695
72,95
1,346265


  1. Bahan               : Apel
Bentuk              : Oblate spheroid
Ukuran             : Besar
Tabel 22
No.Ulangan
L
(mm)
W
(mm)
T
(mm)
V ht
(cm3)
As
(cm2)
As/ V ht
(1/cm)
1
72,3
58,6
58,6
248,2753



Bahan               : Apel
Bentuk              : Oblate spheroid
Ukuran             : Menengah
Tabel 23
No.Ulangan
L
(mm)
W
(mm)
T
(mm)
V ht
(cm3)
As
(cm2)
As/ V ht
(1/cm)
1
63,6
55,6
55,6
196,6105



Bahan               : Apel
Bentuk              : Oblate spheroid
Ukuran             : Kecil
Tabel 24
No.Ulangan
L
(mm)
W
(mm)
T
(mm)
V ht
(cm3)
As
(cm2)
As/ V ht
(1/cm)
1
51
46,5
46,5
110,2748




VI.       PEMBAHASAN
A.     Dengan tabulasi nilai sifat phisikawi bahan-bahan praktikum di atas , faktor apa saja yang mengakibatkan terjadinya nilai sifat phisikawi tersebut ?
Faktor-faktor yang mempengaruhi fhisikawi bahan-bahan tersebut yaitu :
Sifat fisik meliputi rendemen, starch damage, densitas kamba, derajat putih, dan nilai pH.
Densitas kamba menunjukkan perbandingan antara berat suatu bahan terhadap volumenya. Densitas kamba merupakan sifat fisik bahan pangan khusus biji-bijian atau tepung-tepungan yang penting terutama dalam pengemasan dan penyimpanan. Bahan dengan densitas kamba yang kecil akan membutuhkan tempat yang lebih luas dibandingkan dengan bahan dengan densitas kamba yang besar untuk berat yang sama sehingga tidak efisien dari segi tempat penyimpanan dan kemasan (Ade et al., 2009).
1.       Kadar air
2.       Bentuk
B.     Apakah signifikansi pengaruh ukuran terhadap sifat phisikawi untuk suatu bahan tertentu ?
Ya karena semakin besar permukaan maka semakin besar penguapan
C.     Berdasarkan hasil nilai sifat phisikawi  tertentu pada suatu bahan, terangkan  pengaruh  perbedaan metoda atau cara  pengukuran dan penghitungan terutama pada ketepatan dan ketelitian serta  akurainya !
Perbedaannnya yaitu :
Untuk jenis bahan yang dimensinya kecil maka pengukuran volum menggunakan curah/kamba akan lebih akurat
Sedangkan untuk bahan yang dimensinya lebih besar seperti kentang dan apel mengukuran menggunakan metode ukuran (size) dan kebulatan (sphericity)
D.    Dari acara praktikum ini, menurut pendapat saudara apa manfa’at pengamatan sifat phisikawi bahan-bahan hasil pertanian ini?
Manfatnya yaitu kita dapat mengetahui cara pengukuran efektif untuk tiap jenis bahan


Daftar Pustaka

http://www.scribd.com/29555348, diakses tanggal 8 januari 2015 jam 19.00 WIB

http://www.scribd.com/mobile/.../76403..., diakses tanggal 8 januari 2015 jam 19.00 WIB

http://nanoyuliadii.blogsot.com/laoran praktikum pengukuran, diakses tanggal 8 januari 2015 jam 19.00 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar