LAPORAN PRAKTIKUM
ACARA V
ALAT DAN MESIN PERTANIAN PASCA PANEN
(Sifat Phisik Hasil Pertanian)
OLEH :
ARIFSON YONDANG
NIREM : 05.1.4.12.0370
MENTERI PERTANIAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PERTANIAAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP)
MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA
TAHUN 2015
I.
PENDAHULUAN
Meningkatnya
kepentingan hasil pertanian di dalam
era dewasa ini bersama dengan
kemajuan teknologi dan kerumitannya bagi produksi, pengolahan dan penyimpanan
membutuhkan pengetahuan akan sifat-sifat teknis
produk-produk pertanian ini. Karenanya, menjadi suatu keperluan yang
nyata untuk memahami prinsip-prinsip phisikawi yang mengarah pada respon hasil-hasil pertanian ini sehingga
proses, penanganan dan
operasi mesin dapat dirancang untuk pencapaian produk akhir dengan
efisiensi dan mutu makimal.
Kepentingan bahan-bahan pangan cenderung meningkat seiring dengan kerumitan teknologi
baru bagi penanganan, produksi, pengolahan , penyimpanan dan
pengawetan. Evakluasi terhadap kualitas
, distribusi dan pemasaran dan penggunaan produk-produk ini
tergantung atas pengetahuan sifat –sifat teknis bahan-bahan ini. Operasi penanganan dapat dirancang untuk
menghasilkan efisiensi optimum dan mutu pangan atau produk akhir maksimum. Seperti contohnya , peneratan sifat phisikawi seperti bentuk yang
merupakan parameter penting bagi
sebaran tegangan di dalam bahan yang dikenai pembebanan adalah penting
di dalam mengembangkan mesin-mesin
pemishan ukuran dan grading serta
untuk prediksi analitik
perilaku pengeringannya. Kerapatan, ukuran dan koefisien hambat penting di dalam memperhitungkan kecepatan terminal
suatu benda di dalam fluida (Esref and
Hallil, 2007)
Merupakan suatu kepentingan untuk
memiliki estimasi akurat tentang
bentuk, ukuran, volum, kerapatan , luas permukaan dan sifat –sifat phisikawi dan mekanis lainnya yang dapat dipergunakan sebagai parameter
rekayasa bagi produk baik ditinjau secara individual maupun dalam bentuk curah.
II.
TUJUAN
PRAKTIKUM
Tujuan praktikum ini
adalah menentukan beberapa sifat
phisikawi tertentu dari beberapa
macam produk hasil pertanian
seperti bentuk, ukuran, volum,
kerapatan, kebulatan, berat , luas permukaan yang diperlukan untuk dasar
perancangan mesin dan peralatan kegiatan produksi dari penanganan, pengolahan, penyimpanan sampai
dengan konsumsi.
III.
LANDASAN
TEORI
1) Bentuk
Acuan (charted
standard)
Di dalam metode ini, permukaan dari potongan melintang
dan memanjang sampel atau bahan diukur dan kemudian dibandingkan dengan
benruk-bentuk yang sudah ada pada bentuk acuan (chart standard) seperti pada
Tabel 1 berikut :
Tabel 1. Istilah dan deskripsi objek dari bentuk acuan
NO
|
BENTUK
|
DISKRIPSI
|
1
|
Bundar (round)
|
Menyerupai bentuk bulatan (spheroid)
|
2
|
Oblate
|
Datar pada bagian pangkal dan pucuknya
|
3
|
Oblong
|
Diameter vertikal > diameter horizontal
|
4
|
Conic
|
Meruncing kearah bagian puncak
|
5
|
Ovate(bulat telur)
|
Bentuk seperti telur dan melebar pada bagian pangkal
|
6
|
Lopsided
|
Sumbu yang menghubungkan pangkal dan puncak tidak
tegak lurus melainkan miring
|
7
|
Obovate
|
Bulat telur terbalik
|
8
|
Elliptical
|
Menyerupai bentuk (bulat panjang)
|
9
|
Truncate
|
Kedua ujungnya mendatar / persegi
|
(kerucut terpotong)
|
||
10
|
Unequal
|
Setengah bagian > dari yang lain (tidak seimbang)
|
11
|
Ribbed
|
Sisi-sisi pada potongan melintang menyerupai sudut-sudut
|
12
|
Regular (teratur)
|
Bagian horisontalnya menyerupai lingkaran
|
13
|
Irregular
|
Potongan horisontalnya tidak berbentuk lingkaran
|
Sumber :
(Mohsenin, 1980)
Acuan untuk penentuan bentuk produk
pertanian seperti pada gambar berikut :
Gambar 1. Bentuk produk pertanian
2)
Penentuan Dimensi Dasar
a. Ukuran ( Size) dan Kebulatan (Sphericity)
Dimensi dasar butiran ( panjang,
lebar dan ketebalan) diukur
dengan menggunakan vernier
calliper ( jangka sorong) dengan akurasi tinggi. Dengan cara sama, methoda dilaporkan oleh Mohsenin
1980; Singh et.al, 1996; Vilche et al 2003; Karababa, 2006; Bande et al 2012a) di dalam mengukur ukuran aneka benih dan bentuk. Kalkulasi diameter rata-rata benih padi
MR219 dilakukan dengan cara
aritmatika dan geometri dari ketiga
dimensi dasar benih ( panjang, lebar dan ketebalan). Nilai-nilai
ini dihitung dengan menggunakan kaitan dalam peramaan 1)
dan 2) yang dikemukakan oleh Mohsenin 1980; Kiani Deh Kiani et al., 2008; Shkelqim et. al
,2010 dimana Da adalah diameter rerata aritmatika (mm), Dg adalah
diameter rata-rata geometri (mm), L panjang (mm), W menunjukkan Lebar (mm) dan T
adalah ketebalan (mm).yang dirumuskan
sebagai berikut :
Kebulatan didefinisikan sebagai rasio luas permukaan bola yang memiliki volum yang sama dengan volum butiran (benih). Demikian juga , dipandang sebagai derajat keeratan butiran benih dengan bola. Selanjutnya selama pengolahan, karenanya merupakan suatu fungsi dari dimensi dasar ( panjang, lebar dan ketebalan) dan dapat dihitung dengan menggunakan formula 8) ( Mohsenin 1980; Erica et al.,2006; Garnayak et al., 2008; Davies and Zibokere, 2011). Lebih lanjut, juga dijabarkan rolling ability (kemampuan gelinding) butiran selama pengolahan karena itu merupakan fungsi dimensi dasar (panjang, lebar dan ketebalan) dan dapat dihitung dengan menggunakan formula dalam persamaan 3) ( Mohsenin 1980; Erica et al.,2006; Garnayak et al., 2008; Davies and Zibokere, 2011).
dimana L adalah panjang, W lebar butiran dan T
ketebalan butiran,
b) Luas
Permukaan
Luas permukaan
erupakan sifat butiran penting. Luas permukaan membantu perancang di
dalam memperkirakan hopper (sorong pemasukan ke alat/mesin) , ruang pengolahan dan corong pengeluaran. Luas permukaan didapatkan
dengan analogi sebuah bola dengan diameter rata-rata geometris dengan
menggunakan pernyataan di dalam
persamaan 9) yang disadur oleh McCabe et al., 1986; Amien et al., 2004; Jouki
and Khazai, 2012) sebagai berikut :
dimana S (mm2)
menyatakan luas permukaan dan Dg
diameter rata-rata geometris (mm).
Untuk sementara produk yang berukuran
cukup besar dengan luas permukaan dapat didekati dengan cara pengupasan kulit luar produk dengan kupasan yang teratur dan rapi karena kupasan kulit ini kemudian
akan ditentukan berapa luasnya dengan meletakkannya di atas kertas graphik dan
kemudian dihitung berapa luas kertas garphik yang tertutup kupasan kulit
ini. Cara lain dengan
menggunakan planimeter yang dapat menentukan berapa luas area
yang dibatasi oleh bagian tepi
kupasan kulit tadi.
c) Kerapatan Curah/Kamba ( Bulk Density):
Kerapatan curah benih pada kadar lengasyang berbeda-beda
ditentukan dengan mengisikan
kedalam kontainer yang diketahui berat dan volume benih tadi
pada aras permukaan tepat pada sa’at akan tumpah dan penimbangan
dilakukan untuk mengetahui dan
menentukan berat bersih biji tersebut. Keseragaman kerapatan
dicapai dengan pemadatan kontainer
untuk semua pengukuran.
Kerapatan
curah dihitung dengan rumus :
Catatan
: Dalam satuan SI, kerapatan curah dalam satuan ( kg/m3)
d)
Kerapatan Nyata/Tegar ( True Density, Solid Density )
Kerapatan nyata atau tegar yang
didefinisikan sebagai rasio suatu massa sampel tertentu dengan volumenya, ditentukan dengan metoda
pemindahan air. Suatu berat
sampel yang diketahui dituang ke dalam
gelas atau silinder ukur yang
telah terisi air. Volum air yang
terpindah oleh sampel diamati dan dicatat. Kerapatan nyata dihitung
dengan rumus :
Penentuan
kerapatan ini dilakukan dengan paling
sedikit 3 (tiga) kali ulangan .
e) Porositas
Porositas bahan
pertanian yang bersifat tak terkonsolidasi dapat ditentukan baik secara
percobaan dengan menggunakan metoda
tangki porositas atau secara
teoritis dari kerapatan
curah dan kerapatan tegar bahan tersebut. Hasil dari kedua metoda
tersebut didapatkan mendekati sama ( Waziri and Mittal, 1983). Porositas butiran ditentukan dengan menggunakan kaitan
yang disajikan oleh Mohsenin (1986) sebagai berikut :
Porositas = ( 1 – (Kerapatan Curah/ Kerapatan
Tegar))/100
..........7)
f)
Berat Ribuan Butir
Untuk butiran kecil, 1000 butir ditimbang dan sebuah parameter yang dikenal
sebagai berat ribuan butir (thousand-kernel
weight –TKW) ditentukan. Penimbangan
dilakukan dengan timbangan dengan kepekaan tinggi atau yang mempunyai kepekaan
0,10 gram.
g) Volume
Padatan
Volume
merupakan hal penting di dalam produksi dan pengolahan bahan-bahan
hasil pertanian . Volume bersama dengan
sifat phisika lainnya berperan penting untuk menghitung kahilangan air, perpindahan kalor, jumlah
aplikasi pestisida,laju respirasi dll.
Di dalam penanganan bahan hasil pertanian, volume bermanfa’at
bagi sortasi ukuran, mutu grading dan konsentrasi mikrobial, dengan
demikian pengamatan terhadap pengukuran volume merupakan tugas yang
penting.
Pengukuran volume
benda dengan bentuk tidak beraturan
kadang kala sukar dan rumit. Cara termudah untuk menentukan volume benda padat bentuk tidak beraturan adalah dengan
menggunakan metoda perpindahan
air.Metoda ini dikenal untuk kesederhanaan dan
akurasinya. Pada sa’at melaksanakan
metoda ini , pertama diukur volume awal cairan. Kemudian dicatat volume akhir cairan setelah benda
dimasukkan. Selisih volume akhir dan
awal merupakan volume benda tak
beraturan tersebut.
Sedangkan untuk benda-benda padatan
bentuk beraturan ( prismatik, ellipsoida, trapezoidal, silindris, kerucut, bola ) dapat dihitung dengan
rumus yang telah tersedia bagi benda
beraturan tersebut.
Untuk
mencapai model yang dapat memprediksi volume benda atau obyek, dua buah nilai
dihitung. Buah apel misalnya dapat
diasumsi berbentuk geometris
reguler yi. oblate spheroid dan
elipsoida dan volumenya
masing-masing Vosp dan
Velip diperhitungkan dengan
rumus :
IV. BAHAN DAN METODA
PRAKTIKUM
A.
BAHAN DAN ALAT PERALATAN
Bahan
dan Obyek Praktikum:
1. Butiran :
jagung pipil, kacang hijau
2. Buah : Apel (ukuran besar,
menengah, kecil
3. Umbi-umbin :
Kentang ( ukuran besar, menengah, kecil)
4. Sayuran :
Mentimun (( ukuran besar, menengah,
kecil)
5. Tepung
Alat
dan Peralatan :
1. Gelas ukur (1000, 200 , 100 ml)
2. Gayung atau literan
beberapa ukuran
3. Pipet volume
4. Timbangan (
0,01 gram)
5. Jangka sorong
6.
Counter
7. Kertas graphik ( kertas milimeter)
8. Pisau kupas
9. Wadah produk dan sisa perlakuan (Waskom)
B.
METODA PRAKTIKUM
1.
Penentuan Ukuran dan Kebulatan
Penentuan dilakukan dengan mengukur L, W, T dari bahan
secara individu untuk menentukan
parameter pada rumus no. 1) , 2) dan 3). Ulangan dilakukan 3 kali
a. Jagung
b. Apel ( tiga ukuran)
c.
Kentang ( tiga ukuran)
2.
Penentuan Kerapatan Curah, Kerapatan Tegar dan
Porositas
a. Kerapatan curah Kacang Hijau dan Tepung
Pengamatan kerapatan curah dilakukan dengan menimbang
gayung dengan volume tertentu, kemudian penimbangan dilakukan lagi untuk
gayung pada waktu terisi penuh bahan sampai rata permukaan. Selisih nilai
penimbangan adalah massa bahan. Kerapatan curah adalah massa bahan dibagi volume curah bahan.
b. Kerapatan Nyata/ Tegar Kacang hijau, Apel dan Kentang
1. Kacang hijau
1.Ukurlah diameter kacang hijau (asumsikan berbentuk bola).
2.Lakukan 3 kali ulangan sehingga diperoleh rata-rata
diameter kacang hijau.
3.Ambil 1000 butir
dan timbanglah dan catat massanya (gram)
4.Hitunglah kerapatan tegar dengan
membagi massa 1000 butir tersebut dengan volume 1000 butir
2. Apel dan
Kentang
a) Metoda
penentuan volume berdasar dimensi
geometri
1.Asumsikan bentuk apel dan kentang dan ukurlah LWT atau dimensi
lainnya untuk
ukuran besar, menengah dan kecil.
2.Hitunglah volume nya
sesuai dengan bentuk dan rumus yang sesuai
3.Kemudian dilakukan
penimbangan untuk masing-masing bahan
dan catatlah nilainya yaitu massa bahan
-Kerapatan tegar dihitung dengan membagi massa per volume bahan
b) Metoda pemindahan air untuk penentuan volume bahan
1.Timbanglah sebuah
bahan (untuk ketiga ukuran) dan catat massanya
2. Isikan air ke dalam
gelas ukur besar (untuk pemasukan bahan apel,
kentang) dengan volume tertentu.
Catat volume air awal
3.Masukkan apel, kentang ke dalam gelas ukur yang terisi air tersebut,
dengan
cara tertentu tenggelamkan bahan apel
dan kentang sampai
dibawah
permukaan
4. Catat volume
akhir air dalam gelas ukur yang terisi
bahan
5. Kerapatan tegar
dihitung dengan membagi massa dan volume bahan
a. Porositas
Kacang hijau
-Dengan rumus no 7) hitunglah porositas kacang hijau.
3. Volume
, Luas Permukaan dan Surface Volume Ratio
a. Volume dan luas permukaan mentimun
1.Asumsikan mentimun
berbentuk elipsoida
2.Ukurlah dimensi L, W
, T
3.Hitunglah Volume
dengan rumus no 9)
4.Kupaslah rapi kulit
mentimun dan letakkanlah diatas kertas milimeter secara teratur dan saling
bersambungan dan hitunglah luas kertas tertutp oleh kulit mentimun
5.Luas permukaan adalah
luas terhitung kertas milimeter yang
tertutup oleh kulit kupasan tadi
6.Lakukan untuk ketiga ukuran mentimun
b. Volume dan luas permukaan apel
-Lakukan
seperti terhadap mentimun, kecuali asumsi bentuk apel adalah oblate spheroid
V. HASIL
Formulir
Isian Praktikum Sifat Phisik Hasil Pertanian
1. Penentuan
Ukuran dan Kebulatan
a.
Bahan : Jagung pipil
Bentuk : Trunkat
Varietas :
..........
Tabel 1. Pengamatan jagung pipil
No.Ulangan
|
L
(mm)
|
W
(mm)
|
T
(mm)
|
De
(mm)
|
Dg
(mm)
|
Ψ
|
1
|
13
|
13
|
4,8
|
13
+13+4,8/3 = 10,267 |
(13x13x4,8)1/3=9,12
|
|
2
|
15
|
15
|
4,3
|
15+15+4,3/3=11,43
|
(15x15x4,3)1/3=
9,67
|
|
3
|
15
|
8,3
|
4,6
|
15+8,3+4,6/3=9,3
|
(15x8,3x4,6)1/3=8,13
|
|
TOTAL
|
43
|
36,3
|
13,7
|
30,997
|
26,92
|
|
RERATA
|
43/3=14,3
|
36,3/3=12,1
|
13,7/3=4,56
|
30,997/3=10,33
|
26,92/3=8,97
|
|
b. Bahan : Apel
Bentuk : Bulat
Varietas : .....................
Tabel 2. Pengamatan buah apel
ukuran
Parameter
|
Besar
|
Menengah
|
Kecil
|
L (mm)
|
72,8
|
63,6
|
51
|
W(mm)
|
58,6
|
55,6
|
46,5
|
T(mm)
|
58,6
|
55,6
|
46,5
|
De(mm)
|
72,8+58,6+58,6/3=
63,33
|
63,6+55,6+55,6/3=58,27
|
51+46,5+46,5/3=
48
|
Dg(mm)
|
(72,8x58,6x58,6)1/3=
60,44
|
(63,6x55,6x55,6)1/3=
55,83
|
(51x46,5x46,5)1/3=
46,13
|
c. Bahan : Kentang
Bentuk : Bulat
Varietas : .....................
Tabel 3. Pengamatan kentang
ukuran
Parameter
|
Besar
|
Menengah
|
Kecil
|
L (mm)
|
74,5
|
49,3
|
33,7
|
W(mm)
|
65
|
59,8
|
36,6
|
T(mm)
|
11
|
63,5
|
41,6
|
De(mm)
|
74,5+65+11/3=
50,17
|
49,3+59,8+63,5/3=
57,53
|
33,7+36,6+41,6=
37,3
|
Dg(mm)
|
(74,5x65x11)1/3=
36,29
|
(49,3x59,8x63,5)1/3=
54,94
|
(33,7x36,6x41,6)1/3=
35,84
|
Ψ
|
36,29/74,5=
0,49
|
54,94/49,3=1,11
|
35,84/33,7=
1,064
|
2.
Penentuan Kerapatan Curah, Kerapatan Tegar dan Porositas
a. Kerapatan curah Kacang Hijau dan Tepung
1. Kacang hijau
Tabel 4. Pengamatan kacang hijau
No.
|
V Gayung=
V bahan (cc)
|
M-gayung
(gram)
|
M -gayung
+Bahan (gram)
|
Massa
Bahan(gram)
|
r -
kerapatan
Curah (gram/cc)
|
1
|
1000
|
200
|
980
|
780
|
780
gr/1000 cc= 0,78gr/cm3
|
2.
Tepung
Tabel
5. Pengamatan massa kacang hijau
No.
|
V Gayung=
V bahan (cc)
|
M-gayung
(gram)
|
M -gayung
+Bahan (gram)
|
Massa
Bahan(gram)
|
r - kerapatan
Curah (gram/cc)
|
1
|
1000
|
200
|
700
|
500
|
500
gr/1000 cc= 0,5gr/cm3
|
b.
1. Kacang hijau
Tabel
6. Pengamatan kacang hijau
No.
|
Diameter (mm)
per butir
|
Volume (cm3)
per
butir
|
Massa (gram)per
1000 butir
|
Kerapatan tegar
(gram/cm3)
|
|
Kacang hijau
|
|
|
|
|
Jagung
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2. Metoda
penentuan volume berdasar dimensi
geometri
a. Apel
Bentuk : Bulat
Ukuran : Besar
Tabel 7.
Pengamatan buah apel
No.Ulangan
|
L
(mm)
|
W
(mm)
|
T
(mm)
|
Volume
(cm3)
|
Massa
(gram)
|
r-tegar
(gram/cm3)
|
1
|
72,8
|
56,8
|
56,8
|
234,8703
|
160
|
0,681227
|
Apel
Bentuk : Bulat
Ukuran : Menengah
Tabel 8.
Pengamatan volume apel
No.Ulangan
|
L
(mm)
|
W
(mm)
|
T
(mm)
|
Volume
(cm3)
|
Massa
(gram)
|
r-tegar
(gram/cm3)
|
1
|
63,6
|
55,6
|
55,6
|
196,6105
|
100
|
0,50862
|
Apel
Bentuk : Bulat
Ukuran : Kecil
Tabel 9.
Pengamatan massa apel
No.Ulangan
|
L
(mm)
|
W
(mm)
|
T
(mm)
|
Volume
(cm3)
|
Massa
(gram)
|
r-tegar
(gram/cm3)
|
1
|
51
|
46,5
|
46,5
|
110,2748
|
50
|
0,435413
|
b.
Kentang
Bentuk : Bulat
Ukuran :
Besar
Tabel 10.
Pengamatan kentang
No.Ulangan
|
L
(mm)
|
W
(mm)
|
T
(mm)
|
Volume
(cm3)
|
Massa
(gram)
|
r-tegar
(gram/cm3)
|
1
|
74,5
|
65
|
11
|
240
|
196
|
196/240=
0,82 gr/cm3
|
Kentang
Bentuk : Bulat
Ukuran :
Menengah
Tabel 11. Pengamatan volume kentang
No.Ulangan
|
L
(mm)
|
W
(mm)
|
T
(mm)
|
Volume
(cm3)
|
Massa
(gram)
|
r-tegar
(gram/cm3)
|
1
|
63,5
|
59,8
|
49,3
|
120
|
93
|
93/120=
0,78 gr/cm3
|
Kentang
Bentuk : Bulat
Ukuran :
Kecil
Tabel 12. Pengamatan massa kentang
No.Ulangan
|
L
(mm)
|
W
(mm)
|
T
(mm)
|
Volume
(cm3)
|
Massa
(gram)
|
r-tegar
(gram/cm3)
|
1
|
4,16
|
3,66
|
3,37
|
29
|
37
|
37/29=
1,28 gr/cm3
|
3. Metoda
pemindahan air untuk penentuan
volume bahan
Bahan : Apel
Ukuran : Besar
Tabel 13.
No.
|
Vair (cm3)
(a)
|
V air+bahan(cm3)
(b)
|
V bahan (cm3)
(c)=(b-a)
|
M bahan (gram)
(d)
|
r-tegar
(gram/cm3)
(d)/(c)
|
|
1000
|
1190
|
190
|
109
|
109/190=
0,57 gr/cm3
|
Bahan : Apel
Ukuran : Menengah
Tabel 14
No.
|
Vair (cm3)
(a)
|
V air+bahan(cm3)
(b)
|
V bahan (cm3)
(c)=(b-a)
|
M bahan (gram)
(d)
|
r-tegar
(gram/cm3)
(d)/(c)
|
|
1000
|
1110
|
110
|
58
|
58/110=
0,53 gr/cm3
|
Bahan : Apel
Ukuran : Kecil
Tabel 15
No.
|
Vair (cm3)
(a)
|
V air+bahan(cm3)
(b)
|
V bahan (cm3)
(c)=(b-a)
|
M bahan (gram)
(d)
|
r-tegar
(gram/cm3)
(d)/(c)
|
|
1000
|
1068
|
68
|
50
|
50/68=0,74
gr/cm3
|
Bahan : Kentang
Ukuran : Besar
Tabel 16
No.
|
Vair (cm3)
(a)
|
V air+bahan(cm3)
(b)
|
V bahan (cm3)
(c)=(b-a)
|
M bahan (gram)
(d)
|
r-tegar
(gram/cm3)
(d)/(c)
|
|
1000
|
1240
|
240
|
196
|
0,82
|
Bahan : Kentang
Ukuran : Menengah
Tabel 17
No.
|
Vair (cm3)
(a)
|
V air+bahan(cm3)
(b)
|
V bahan (cm3)
(c)=(b-a)
|
M bahan (gram)
(d)
|
r-tegar
(gram/cm3)
(d)/(c)
|
|
1000
|
1120
|
120
|
93
|
0,78
|
Bahan : Apel
Ukuran : Kecil
Tabel 18
No.
|
Vair (cm3)
(a)
|
V air+bahan(cm3)
(b)
|
V bahan (cm3)
(c)=(b-a)
|
M bahan (gram)
(d)
|
r-tegar
(gram/cm3)
(d)/(c)
|
|
1000
|
1029
|
29
|
37
|
1,28
|
c) Porositas Kacang hijau :
3. Volume, Luas
Permukaan dan Surface Volume Ratio
- Bahan : Mentimun
Bentuk : Elipsoida
Ukuran : Besar
Tabel 19
No.Ulangan
|
L
(mm)
|
W
(mm)
|
T
(mm)
|
V ht
(cm3)
|
As
(cm2)
|
As/ V ht
(1/cm)
|
1
|
215
|
54,6
|
54,6
|
640,9494
|
337,55
|
0,526641
|
Bahan : Mentimun
Bentuk : Elipsoida
Ukuran : Menengah
Tabel 20
No.Ulangan
|
L
(mm)
|
W
(mm)
|
T
(mm)
|
V ht
(cm3)
|
As
(cm2)
|
As/ V ht
(1/cm)
|
1
|
165
|
47,1
|
47,1
|
366,0377
|
232,66
|
0,636618
|
Bahan : Mentimun
Bentuk : Elipsoida
Ukuran : Kecil
Tabel 21
No.Ulangan
|
L
(mm)
|
W
(mm)
|
T
(mm)
|
V ht
(cm3)
|
As
(cm2)
|
As/ V ht
(1/cm)
|
1
|
46,6
|
34,1
|
34,1
|
54,18695
|
72,95
|
1,346265
|
- Bahan : Apel
Bentuk : Oblate spheroid
Ukuran : Besar
Tabel 22
No.Ulangan
|
L
(mm)
|
W
(mm)
|
T
(mm)
|
V ht
(cm3)
|
As
(cm2)
|
As/ V ht
(1/cm)
|
1
|
72,3
|
58,6
|
58,6
|
248,2753
|
|
|
Bahan : Apel
Bentuk : Oblate spheroid
Ukuran : Menengah
Tabel 23
No.Ulangan
|
L
(mm)
|
W
(mm)
|
T
(mm)
|
V ht
(cm3)
|
As
(cm2)
|
As/ V ht
(1/cm)
|
1
|
63,6
|
55,6
|
55,6
|
196,6105
|
|
|
Bahan : Apel
Bentuk : Oblate spheroid
Ukuran : Kecil
Tabel 24
No.Ulangan
|
L
(mm)
|
W
(mm)
|
T
(mm)
|
V ht
(cm3)
|
As
(cm2)
|
As/ V ht
(1/cm)
|
1
|
51
|
46,5
|
46,5
|
110,2748
|
|
|
VI. PEMBAHASAN
A. Dengan
tabulasi nilai sifat phisikawi bahan-bahan praktikum di atas , faktor apa saja
yang mengakibatkan terjadinya nilai sifat phisikawi tersebut ?
Faktor-faktor yang mempengaruhi fhisikawi
bahan-bahan tersebut yaitu :
Sifat fisik
meliputi rendemen, starch damage, densitas kamba, derajat putih, dan
nilai pH.
Densitas
kamba menunjukkan perbandingan antara berat suatu bahan terhadap volumenya.
Densitas kamba merupakan sifat fisik bahan pangan khusus biji-bijian atau
tepung-tepungan yang penting terutama dalam pengemasan dan penyimpanan. Bahan
dengan densitas kamba yang kecil akan membutuhkan tempat yang lebih luas
dibandingkan dengan bahan dengan densitas kamba yang besar untuk berat yang
sama sehingga tidak efisien dari segi tempat penyimpanan dan kemasan (Ade et
al., 2009).
1. Kadar air
2. Bentuk
B. Apakah
signifikansi pengaruh ukuran terhadap sifat phisikawi untuk suatu bahan
tertentu ?
Ya karena semakin besar permukaan maka semakin
besar penguapan
C. Berdasarkan
hasil nilai sifat phisikawi tertentu
pada suatu bahan, terangkan
pengaruh perbedaan metoda atau
cara pengukuran dan penghitungan
terutama pada ketepatan dan ketelitian serta
akurainya !
Perbedaannnya yaitu :
Untuk jenis bahan yang dimensinya kecil maka
pengukuran volum menggunakan curah/kamba akan lebih akurat
Sedangkan untuk bahan yang dimensinya lebih
besar seperti kentang dan apel mengukuran menggunakan metode ukuran (size) dan
kebulatan (sphericity)
D. Dari acara
praktikum ini, menurut pendapat saudara apa manfa’at pengamatan sifat phisikawi
bahan-bahan hasil pertanian ini?
Manfatnya yaitu kita dapat mengetahui cara
pengukuran efektif untuk tiap jenis bahan
Daftar Pustaka
http://www.scribd.com/mobile/.../76403..., diakses tanggal 8 januari 2015 jam 19.00 WIB
http://nanoyuliadii.blogsot.com/laoran praktikum pengukuran, diakses tanggal 8 januari 2015 jam 19.00 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar